Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Cuaca Galau~

Aku menyebut cuacanya galau. Ini bukan tentang kelembaban udara biasa, tapi tentang kelembaban hati dalam merasa. Bukan pula tentang fenomena yang terjadi pada atmosfer bumi, tapi terjadi pada atmosfer otak manusia. Terkadang manusia memang kurang peka dengan fenomena yang ada, karena mereka terlalu sibuk berlomba-lomba untuk memecahkan hal yang di anggap luar biasa namun tak menghirau yang dekat dan terasa. Benar kata pepatah, semut di seberang lautan tampak gajah di pelupuk mata tak tampak. Manusia terbiasa melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang lain, termasuk dalam melihat dirinya sendiri. Dan sering merasa gagal saat berhadapan dengan cemohan orang lain yang kemudian mengubah tingkat kelembaban perasaan dan meningkatkan temperatur otaknya. Dan cuaca galau pun tercipta. Galau yang membuat mereka lupa bahwa mereka istimewa dengan segala apa yang ada pada mereka. Hidup itu bukan hitungan matematika, bukan satu tambah satu sama dengan dua. Kuat dan lemah tak dapat ...

Obrolan sedikit serius

Hai Indonesiaku, Apakabar ? Ku harap kau  masih baik-baik saja, dan akan tetap baik-baik saja. Menjadi dewasa ternyata cukup rumit ya.. kadang aku merasa prihatin dengan keadaanmu.  Aku cukup lama menutup mataku untuk melihatmu, bukan aku tidak peduli hanya saja aku sudah muak melihat drama-drama yang ada di layar televisi dan berita-berita di media yang hanya semakin memperkeruh keadaan antar sesama. Perpecahan yang terjadi karena kepentingan politik yang membuat antar tetangga tak lagi saling bicara atau sesama anggota keluarga yang lupa kalau apapun yang terjadi keluarga adalah orang pertama yang akan selalu ada. Saat ini kau sudah menuju dewasa, dengan masyarakat yang melek informasi digital. Hal yang baik tentu, masyarakat jadi lebih mudah mengakses informasi dan lebih mudah pula menyampaikan aspirasi. Tentulah kau tau bagaimana sosial media membuat keajaiban, istilah Instagram do your magic, Twitter do your magic tentu sudah tidak asing lagi bukan, dan itu m...

Obrolan Minggu Pagi

Tangerang, 3 maret 2019 pagi ini dibalik meja ruang tamu fikiranku meracau ditemani segelas besar teh hangat yang tak terlalu manis dan diiringi suara rintik hujan yang tak kunjung mereda. Begitu syahdu bukan untuk sebuah hari minggu ? Pagi ini aku masih sendiri, sampai nanti ada seseorang yang duduk disampingku dengan secangkir kopi dan membuka obrolan diminggu pagi. Orang yang masih entah dimana keberadaannya. aku dengan gelas tehku dan kamu dengan cangkir kopimu, atau mungkin tidak. karena mungkin hanya akan ada secangkir kopimu karena akupun sangat jarang menikmati teh hangat dipagi hari, dan nanti pasti kamupun akan memahami itu atau bahkan malah memintaku untuk tidak membuat teh untuk diriku sendiri. tak apa bila harus tak ada teh dimeja kita nanti karena kau pasti tahu minuman pagi yang aku sukai adalah kopi ibu, kakak, bapak, dan mungkin nanti kopi dicangkirmu.  mungkin nanti kau akan protes karena aku menghabiskan kopimu dan memintaku untuk membuat sendiri atau memb...

Sedikit Lelah

Ada banyak rasa yang tak lagi bisa terasumsikan, ada tangis dan amarah pada saat yang bersamaan. Aku ingin berteriak sekencang yang aku bisa. Aku ingin pergi jauh, sejauh yang aku bisa. Aku tak ingin pulang, dan hanya ingin melalang dan menghilang.   Aku lelah, dengan ribuan rasa yang terpupuk dan tertumpuk, rasa yang terasa sesak dan tak lagi sanggup terpetak.   Aku terlupa pada sosok diriku yang selalu merasa kuat, aku terlupa pada diriku yang tak berteman dengan airmata, dan aku terlupa pada diriku yang selalu berkata semua kan baik-baik saja.  "Badai pasti kan berlalu" Ah rasanya aku sudah lelah menahan badai ini, badai yang tak kunjung usai.   Banyak orang bilang semakin tinggi pohon semakin kencang pula angin menerjang, tapi aku tak cukup tinggi untuk berada bisa dibilang tinggi, tapi entah kenapa hembusan angin terasa begitu kuat dan cukup melelahkan.  Aku hanya seorang gadis yang punya mimpi dan ingin menjadi sedikit lebih baik, ...