Cuaca Galau~
Aku menyebut cuacanya
galau.
Ini bukan tentang
kelembaban udara biasa, tapi tentang kelembaban hati dalam merasa. Bukan pula tentang
fenomena yang terjadi pada atmosfer bumi, tapi terjadi pada atmosfer otak
manusia. Terkadang manusia memang kurang peka dengan fenomena yang ada, karena
mereka terlalu sibuk berlomba-lomba untuk memecahkan hal yang di anggap luar
biasa namun tak menghirau yang dekat dan terasa. Benar kata pepatah, semut di
seberang lautan tampak gajah di pelupuk mata tak tampak.
Manusia terbiasa
melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang lain, termasuk dalam melihat
dirinya sendiri. Dan sering merasa gagal saat berhadapan dengan cemohan orang
lain yang kemudian mengubah tingkat kelembaban perasaan dan meningkatkan
temperatur otaknya. Dan cuaca galau pun tercipta.
Galau yang membuat
mereka lupa bahwa mereka istimewa dengan segala apa yang ada pada mereka. Hidup
itu bukan hitungan matematika, bukan satu tambah satu sama dengan dua. Kuat dan
lemah tak dapat dihitung dengan angka, dan pula memiliki kriteria yang
berbeda-beda. Boleh saja mereka menganggap sesamanya lemah, tapi bukan berarti
mereka lebih kuat. Tapi mereka sedang melarikan diri dari kelemahannya.
Lalu apa lagi alasan
untuk tetap galau ? karena orang lain terlihat lebih baik ?
Tidak ada yang tau apakah
mereka benar-benar baik, tapi mereka semua sedang berusaha untuk terlihat baik.
Begitupun kamu seharusnya.
Semoga cuaca galau tidak
berkepanjangan seperti musim kemarau tahun ini. Semoga dapat terhindar penyakit
stress ditengah cuaca galau yang ekstrem ini. Dan jangan lupa sedia rayuan
untuk Tuhan sebelum Galau datang.
Komentar
Posting Komentar