Postingan

Gadis Kecil

 Untuk gadis kecil yang selalu aku kecewakan Maaf atas rintihmu yang tak ku dengarkan Sakitmu yang tak kuhiraukan Dan teriakmu yang selalu ku kecam Terkadang kau ingin menangis dengan kencang Tapi selalu kuabaikan Kau ingin menunjukkan kesedihan, tapi selalu kukucilkan Dan saat kau ingin meluapkan kemarahan, Sekali lagi aku membuatmu bungkam Pada akhirnya, kau hanya tersedu dalam diam Sesekali sesak tak teredam Tapi kau tetap melangkah dengan senyuman Sesekali tubuhmu seakan melayang dan kau ingin hilang Tapi kakimu tetap menapak dan kau mengambil topeng dengan riang Terkadang kau merasa asing dan berharap pulang Tapi kau tersadar semua yang datang hanya untuk menghilang Rumah hanyalah sebuah bangunan Sedang yang kau harapkan datang kehangatan Dan ketika mentari datang Kau tatap ia dengan mata terpejam Kau sambut ia di dalam selimut dengan ketakutan disertai ribuan alasan

Hujan

 Malam ini hujan menyapa untuk pertama kalinya setelah sekian lama, dan aku sudah tau apa yang akan kau katakan "Jangan lupa pakai  jas hujan" hahaha Padahal kau tau, aku tidak akan melakukannya, karena bercengkrama dengan hujan adalah hal yang selalu aku rindukan Seperti biasa, kau akan bilang aku bandel bukan? Padahal kau tau, hujan selalu menitipkan padaku sebuah senyuman Kala rintiknya jatuh di kepala atau dinginnya meresap pada indra peraba, rasanya riuhnya dunia tak lagi apa-apa, semua tertutup merdunya air  yang berkecipak bersama teman-temannya Aku ingat ketika kau payungkan tas atau jaketmu untuk melindungiku dari hujan, padahal aku sengaja berlarian, menyapa titik-titik kecil itu dengan riang, dan kau melihatku seakan aku makhluk aneh yang menyebalkan, tapi kau yang belum tau indahnya berkelakar bersama hujan Oh ya, saluran air di ujung gang sudah mulai menggenang, kalau malam ini hujan masih dengan senang hati menurunkan rintiknya, mungkin besok genangan itu ak...

Biru

 Hai Biru, Apa Kabarmu? Apakah kau merasa sakit? Dan apakah aku egois karena memintamu bertahan tanpa bertanya apa yang kau harapkan hanya karena aku takut kehilangan Aku masih ingin banyak bercerita bersamamu Melihat tingkahmu yang lucu yang selalu menghibur dan menguatkanku Tapi apa yang sebenernya kau harapakan? Bertahan atau mencukupkan? Apa yang sedang kau rasa dan fikirkan? Tidakkah kau ingin berbagi inginmu denganku? Mungkin kau bisa ceritakan Sampai kapan kita akan menjalankan skenario Tuhan Mungkin kau sudah dapat bocoran hahahaha Tapi mana mungkin Bukankah kita sama saja Makhluk Tuhan yang hanya menjalankan skrip yang Tuhan berikan Tanpa tahu scene apa yang esok akan kita dapatkan Coba ceritakan, apakah kau bosan? Ini bukan tentang kufur pada nikmat waktu yang kita dapatkan Tapi bukankah boleh sesekali kita memikirkan kapan kita akan dileburkan Apakah sama yang kau fikirkan? Tapi untuk kali ini Bolehkah aku meminta waktumu lebih lama Maukah kau menemaniku lebih lama Mauka...

Bulan di Jendela

 Malam ini bulan tak menampakkan sinarnya Ia tak singgah di jendela Lalu pada siapa aku bercerita Tentang hal-hal kecil yang hari ini diskenariokan semesta Tentang makhluk kecil di kotak kaca Si biru yang mulai sembuh dari luka Yang padanya kuceritakan bahwa aku membenci kehilangan dan aku tak ingin kehilangannya Si putih yang semakin garang dan mempesona Yang padanya kukatakan betapa kuatnya ia yang tetap bertahan meski orang-orang pesimis dengan hidupnya Dan si hitam yang cantik dan manja Yang padanya kuceritakan betapa aku berbahagia memiliki mereka Bulan tak menampakkan dirinya Lalu pada siapa kuceritakan kisah kecil yang sederhana Tentang kecoa yang bisa hidup tanpa kepala Tentang bagaimana daun merubah warna Dan tentang obrolan yang tak hentinya dibicarakan kepala

Sepi yang kembali

 Sepi itu merasuk kembali Rasa kosong itu datang lagi Tanpa Isyarat ia melingkupi Meruntuhkan dinding kokoh yang susah payah berdiri Aku berbalik arah Ku tengok lagi perjalanan yang pernah kulalui Kudapati mereka-mereka yang berakhir pergi Mereka yang datang lalu meninggalkan Dan aku yang masih saja tak terbiasa dengan kehilangan Aku mulai gamang Ketakutan yang selama ini kupendam kembali menghujam Haruskah aku melanjutkan perjalanan Ataukah ku kembalikan diriku terkurung dalam gelapnya malam Aku tidak pernah menyukai  kehilangan Jadi bolehkah bila aku saja yang tenggelam Menutup semua pintu untuk mereka yang datang Bila memang tak ada kebahagiaan Bolehkah aku memilih kehampaan Aku tak ingin merasakan sakitnya ditinggalkan Jadi bolehkah kusembunyikan diriku,  Dan kunikmati semua dengan kesendirian

Ram, bolehkah aku?

 Ram, bolehkah aku membencimu? Bolehkah aku meledakkan semua isi kepalaku kepadamu? Bolehkah aku marah kemudian memakimu? Atau cukuplah aku memintamu menghilang dari jarak pandangku? Bolehkah kuluapkan semua sedihku agar kau tau betapa sakitnya aku Bolehkah kutuliskan semua amarahku agar kau tau betapa aku tak ingin kau datang lagi padaku Atau perlukah ku proyeksikan isi kepalaku agar kau tau, betapa aku ingin kita tak pernah bertemu

Bolehkah Aku

 Bolehkah aku merengek meminta malam tak pernah pergi, meminta bulan bersinar dengan hangat melingkupi, dan hujan bergemericik membunuh sunyi Bolehkah aku meminta ramai yang hening, dengan malam gelap bersinar bening, dan desau angin sayup bergemerincing Dan bolehkah aku berharap hangat kan datang mendekap, menghabiskan malam bercakap dengan dingin yang tak pernah berucap, melepaskan kelesah yang kian merayap oleh semak hati yang lama terendap